Langsung ke konten utama

Buang Sampah Lebih Rumit Dibanding Rumus Fisika

Halo guys! pada blog kali ini saya akan membahas cara membuang sampah. "Loh kok tutorial buang sampah? itu mah hal yang mudah kali." Yup membuang sampah adalah hal yang sangat mudah kita lakukan.... di Indonesia. Karena membuang sampah sembarangan sudah seperti kebiasaan yang dilakukan oleh penduduk Indonesia. Walaupun sudah ada sanksi untuk yang membuang sampah sembarangan akan didenda sebesar Rp.100.000. Tetapi mereka masih tidak menaatinya, bahkan menganggap semua tempat yang mereka lalui adalah tempat pembuangan sampah.

Tetapi berbeda dengan Jepang, di Jepang membuang sampah itu adalah hal yang rumit. Karena Jepang memiliki tata cara membuang sampah, jadi mereka tidak bisa buang sampah seenak jidat mereka. Di Jepang, sampah terbagi menjadi 3 yaitu Moeru Gomi (sampah yang bisa terbakar), Moenai Gomi (sampah yang tidak bisa dibakar), dan Shinge Gomi (sampah yang dapat didaur ulang). "Wah rumit juga yah untuk membuang sampah di Jepang" Eits tunggu dulu. Ketiga kategori sampah itu masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian. Seperti:

Moeru Gomi:
- Sampah Organik
- Sampah Kertas
- Sampah Tissue
- Bungkus bekas makanan ringan
- Plastik untuk mananan (Pack untuk telur, plastik pembungkus onigiri/ kue-kue)
- Plastik dari hasil supermarket (bekas botol mayonaisse/ sauce , sendok garpu plastik)
- Alumunium Foil

Moenai Gomi:

- Sampah Plastik (mainan/ benda padat dari dasar plastik, kain vinyl, sendal karet )
- Sampah Kaca/ Beling
- Sampah Barang Elektronik
- Tutup Botol Kaca
- CD

Shinge Gomi:

- Sampah Botol Plastik
- Sampah Botol Kaca
- Sampah Kaleng
- Sampah Koran
- Sampah Dus
- Sampah Pack Susu
- Sampah Steroform (Cup Ramen)
- Sampah Kain (Moufu , Gorden, Handuk)
*untuk sampah shinge gomi seperti botol/pack susu/kaleng/dus harus dipastikan bahwa botol itu sudah kosong dan bersih*

"Lah buset, banyak banget dah jenis-jenis sampah mereka" Saking banyaknya jenis sampah mereka, mereka mempunyai tong sampah yang unik.





Unik kan tong sampah mereka? Dibandingkan dengan Indonesia, untuk membedakan sampah organik dan non-organik saja masih banyak yang bingung XD. Bagaimana menurut kalian? ayo kita berdiskusi di kolom komentar.

Komentar

  1. Pembagian golongannya agak
    rumit juga ya di Jepang

    BalasHapus
  2. Wah ternyata rumit ya.. di Indonesia aja kadang salah bedain antara sampah organik dan non organik, gimana kalo di Jepang ya..

    BalasHapus
  3. Wah, di jepang ribet sekali ya, tapi mereka tetap menaatinya. Semoga indonesia dapat mencontohnya

    BalasHapus
  4. Di jepang keliihatannya ribet sekali ya untuk buang sampah doang. Indonesia cuman punya 3 kategori aja :')

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Sistem Keagamaan

Pada blog kali ini saya akan membahas masalah Agama. Seperti yang kita ketahui bahwa negara kita sendiri, yaitu negara Indonesia memiliki nilai-nilai agama yang sangat kuat. Seperti banyaknya tempat ibadah yang ada di beberapa kota dari beberapa agama. "Masjid Istiqlal" "Gereja Bala Keselamatan" "Gereja Katedral" "Vihara Avalokitesvara" "Pura Aditya Jaya" Ditambah lagi pada kartu tanda pengenal masyarakat Indonesia diwajibkan untuk mengisi bagian agama. Mereka tidak boleh mengosongkan kolom agama, tetapi yang lucunya mereka mengizinkan masyarakatnya untuk mengosongkan golongan darah yang notaben jika terjadi hal yang tidak kita inginkan seperti kecelakaan sampai si korban kekurangan darah dan membutuhkan donor darah, hal pertama yang harus kita tahu adalah golongan darah si korban, bukan agamanya.  Berbeda dengan negara Jepang. Jepang merupakan negara sekuler, yang dimana pemerintah di sana tidak ik...

Ujian Neraka? Real Or Fake?

Tidak terasa sekarang sudah memasuki tahun 2018, dan sebentar lagi para binusian melakukan aktifitas di kampus seperti biasa. Ditambah lagi jadwal UAS sudah mendekat. Mendengar kata UAS mengingatkan saya dengan istilah yang ada di Jepang, yaitu " 試験地獄 (Shiken Jigoku)". Jika diartikan dalam bahasa indonesia  試験地獄 (Shiken Jigoku) adalah "Ujian Neraka". Shiken Jigoku ini terjadi pada remaja-remaja yang mengambil ujian masuk di sebuah universitas atau biasa disebut " 受験  (Juken)" .  " 受験  (Juken)" Mengapa bisa disebut "Ujian Neraka"? Hal ini terjadi karena mereka yang gagal dalam ujian masuk universitas atau "Juken" merasa depresi, karena sebagian besar para remaja yang mengambil "Juken" atau ujian masuk universitas menghadapi ujian ini dengan serius, bahkan mereka rela belajar seharian penuh demi ujian ini.  Dan pada akhirnya mereka yang gagal memutuskan untuk bunuh diri dengan cara seperti mengg...