Langsung ke konten utama

Perbedaan Sistem Keagamaan

Pada blog kali ini saya akan membahas masalah Agama. Seperti yang kita ketahui bahwa negara kita sendiri, yaitu negara Indonesia memiliki nilai-nilai agama yang sangat kuat. Seperti banyaknya tempat ibadah yang ada di beberapa kota dari beberapa agama.

"Masjid Istiqlal"

"Gereja Bala Keselamatan"

"Gereja Katedral"

"Vihara Avalokitesvara"

"Pura Aditya Jaya"

Ditambah lagi pada kartu tanda pengenal masyarakat Indonesia diwajibkan untuk mengisi bagian agama. Mereka tidak boleh mengosongkan kolom agama, tetapi yang lucunya mereka mengizinkan masyarakatnya untuk mengosongkan golongan darah yang notaben jika terjadi hal yang tidak kita inginkan seperti kecelakaan sampai si korban kekurangan darah dan membutuhkan donor darah, hal pertama yang harus kita tahu adalah golongan darah si korban, bukan agamanya. 

Berbeda dengan negara Jepang. Jepang merupakan negara sekuler, yang dimana pemerintah di sana tidak ikut campur tangan mengenai masalah agama. Mereka tidak memaksakan warga mereka untuk menganut sebuah agama, karena hal seperti menganut sebuah agama adalah hal yang harus dilakukan secara pribadi. Bagaimana menurut kalian? Mari kita berdiskusi di kolom komentar

Komentar

  1. Yang soal ngosongin golongan darah itu, dulu, sih, waktu saya buat KTP, katanya biar gak dipaksa nyumbang darah sama orang. Cuma kurang tahu juga, sih, bener apa enggaknya. 😂😂 Tapi tbh kalau kecelakaan pun buat tes darahnya cepet harusnya, asal dokternya gak sablengan yang ngurus. Tapi aku sendiri setuju, sih, kalau agama harusnya jadi masalah pribadi aja, tepatnya urusan masing-masing kita sama yang di atas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo saya sih lebih milih buat nyumbang darah, dibandingkan terjadi diskriminasi dan konflik karena agama yang tertera di KTP kita 😂

      Hapus
  2. Saya sendiri juga sebenarnya tidak setuju sih jika dipaksa menganut salah satu dari lima agama. Karena menurut saya jika mengisi kolom agama di KTP bisa jadi mengundang seseorang untuk melakukan diskriminasi.

    BalasHapus
  3. saya sih setuju banget sama sistem Jepang

    BalasHapus
  4. Saya setuju sama bagian menganut agama itu adalah hal pribadi

    BalasHapus
  5. saya setuju valdo maju ke pilpres 2019!!

    BalasHapus
  6. Saya setuju banget sama sistem jepang. Dengan begitu di Jepang jarang sekali terjadi adanya konflik antar agama, mereka semua sibuk memajukan negaranya. Sayang di Indonesia masih banyak yang buang waktu ngurusin konflik antar agama, bahkan agama disalahgunakan sebagai alat politik.

    BalasHapus
  7. Saya setuju dengan sistem Jepang. Kenapa? Karena dengan adanya Agama di KTP makan keturunan nya juga harus berAgama yang sama dengan orang tua agar tidak repot ataupun menghindari sang orang tua di dikriminasi oleh lingkungannya, padahal setiap orang bebas memilih Agama yang ingin di Anut

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buang Sampah Lebih Rumit Dibanding Rumus Fisika

Halo guys! pada blog kali ini saya akan membahas cara membuang sampah. "Loh kok tutorial buang sampah? itu mah hal yang mudah kali." Yup membuang sampah adalah hal yang sangat mudah kita lakukan.... di Indonesia. Karena membuang sampah sembarangan sudah seperti kebiasaan yang dilakukan oleh penduduk Indonesia. Walaupun sudah ada sanksi untuk yang membuang sampah sembarangan akan didenda sebesar Rp.100.000. Tetapi mereka masih tidak menaatinya, bahkan menganggap semua tempat yang mereka lalui adalah tempat pembuangan sampah. Tetapi berbeda dengan Jepang, di Jepang membuang sampah itu adalah hal yang rumit. Karena Jepang memiliki tata cara membuang sampah, jadi mereka tidak bisa buang sampah seenak jidat mereka. Di Jepang, sampah terbagi menjadi 3 yaitu Moeru Gomi (sampah yang bisa terbakar), Moenai Gomi (sampah yang tidak bisa dibakar), dan Shinge Gomi (sampah yang dapat didaur ulang). "Wah rumit juga yah untuk membuang sampah di Jepang" Eits tunggu dulu. Ketiga ka...

Ujian Neraka? Real Or Fake?

Tidak terasa sekarang sudah memasuki tahun 2018, dan sebentar lagi para binusian melakukan aktifitas di kampus seperti biasa. Ditambah lagi jadwal UAS sudah mendekat. Mendengar kata UAS mengingatkan saya dengan istilah yang ada di Jepang, yaitu " 試験地獄 (Shiken Jigoku)". Jika diartikan dalam bahasa indonesia  試験地獄 (Shiken Jigoku) adalah "Ujian Neraka". Shiken Jigoku ini terjadi pada remaja-remaja yang mengambil ujian masuk di sebuah universitas atau biasa disebut " 受験  (Juken)" .  " 受験  (Juken)" Mengapa bisa disebut "Ujian Neraka"? Hal ini terjadi karena mereka yang gagal dalam ujian masuk universitas atau "Juken" merasa depresi, karena sebagian besar para remaja yang mengambil "Juken" atau ujian masuk universitas menghadapi ujian ini dengan serius, bahkan mereka rela belajar seharian penuh demi ujian ini.  Dan pada akhirnya mereka yang gagal memutuskan untuk bunuh diri dengan cara seperti mengg...