Langsung ke konten utama

Ujian Neraka? Real Or Fake?

Tidak terasa sekarang sudah memasuki tahun 2018, dan sebentar lagi para binusian melakukan aktifitas di kampus seperti biasa. Ditambah lagi jadwal UAS sudah mendekat. Mendengar kata UAS mengingatkan saya dengan istilah yang ada di Jepang, yaitu "試験地獄 (Shiken Jigoku)". Jika diartikan dalam bahasa indonesia 試験地獄 (Shiken Jigoku) adalah "Ujian Neraka". Shiken Jigoku ini terjadi pada remaja-remaja yang mengambil ujian masuk di sebuah universitas atau biasa disebut "受験 (Juken)"



"受験 (Juken)"

Mengapa bisa disebut "Ujian Neraka"? Hal ini terjadi karena mereka yang gagal dalam ujian masuk universitas atau "Juken" merasa depresi, karena sebagian besar para remaja yang mengambil "Juken" atau ujian masuk universitas menghadapi ujian ini dengan serius, bahkan mereka rela belajar seharian penuh demi ujian ini. 



Dan pada akhirnya mereka yang gagal memutuskan untuk bunuh diri dengan cara seperti menggantung diri mereka. 


Berbeda dengan remaja yang berada di Indonesia. Di Indonesia ada ujian masuk universitas negeri atau sering kita dengar dengan sebutan "SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Sebagian besar dari mereka sama seperti remaja jepang yang mengambil "Juken", mereka belajar dengan sungguh-sungguh untuk ujian ini. Bahkan ada yang mengambil kursus agar dapat lulus dari "SBMPTN". 

"SBMPTN"

Tetapi mereka yang tidak lulus ujian "SBMPTN" tidak merasa depresi berat ataupun sampai bunuh diri. Melainkan mereka mengambil ujian masuk lagi, tetapi mereka mengambilnya di universitas swasta.

"BINUS University"

Komentar

  1. DUlu saya ikut ujian masuk negri, terus gagal... sedih bgt :(

    BalasHapus
  2. Shiken Jigoku seram juga ya :(

    BalasHapus
  3. Aduh, kode banget masukin foto BINUS. Heheheh. Kok, bawa-bawa Shiken Jigoku, sih? Dendam sama matkul Gendai, ya? :D Bersyukur, ya, di Indo ada univ swasta, apalagi ada BINUS. Saya senang belajar di Bina Nusantara. :>

    BalasHapus
  4. Depresi juga ya melihat anak Jepang, untung Universitas Swasta Indonesia juga tidak kalah dengan Universitas Negerinya

    BalasHapus
  5. Kasihan sih melihat orang yang stress bahkan sampai bunuh diri karena ga lulus ujian :') Di Indonesia juga ada yang seperti itu. Mungkin hal ini memang hal yang serius ya terutama di Jepang :')

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buang Sampah Lebih Rumit Dibanding Rumus Fisika

Halo guys! pada blog kali ini saya akan membahas cara membuang sampah. "Loh kok tutorial buang sampah? itu mah hal yang mudah kali." Yup membuang sampah adalah hal yang sangat mudah kita lakukan.... di Indonesia. Karena membuang sampah sembarangan sudah seperti kebiasaan yang dilakukan oleh penduduk Indonesia. Walaupun sudah ada sanksi untuk yang membuang sampah sembarangan akan didenda sebesar Rp.100.000. Tetapi mereka masih tidak menaatinya, bahkan menganggap semua tempat yang mereka lalui adalah tempat pembuangan sampah. Tetapi berbeda dengan Jepang, di Jepang membuang sampah itu adalah hal yang rumit. Karena Jepang memiliki tata cara membuang sampah, jadi mereka tidak bisa buang sampah seenak jidat mereka. Di Jepang, sampah terbagi menjadi 3 yaitu Moeru Gomi (sampah yang bisa terbakar), Moenai Gomi (sampah yang tidak bisa dibakar), dan Shinge Gomi (sampah yang dapat didaur ulang). "Wah rumit juga yah untuk membuang sampah di Jepang" Eits tunggu dulu. Ketiga ka...

Perbedaan Sistem Keagamaan

Pada blog kali ini saya akan membahas masalah Agama. Seperti yang kita ketahui bahwa negara kita sendiri, yaitu negara Indonesia memiliki nilai-nilai agama yang sangat kuat. Seperti banyaknya tempat ibadah yang ada di beberapa kota dari beberapa agama. "Masjid Istiqlal" "Gereja Bala Keselamatan" "Gereja Katedral" "Vihara Avalokitesvara" "Pura Aditya Jaya" Ditambah lagi pada kartu tanda pengenal masyarakat Indonesia diwajibkan untuk mengisi bagian agama. Mereka tidak boleh mengosongkan kolom agama, tetapi yang lucunya mereka mengizinkan masyarakatnya untuk mengosongkan golongan darah yang notaben jika terjadi hal yang tidak kita inginkan seperti kecelakaan sampai si korban kekurangan darah dan membutuhkan donor darah, hal pertama yang harus kita tahu adalah golongan darah si korban, bukan agamanya.  Berbeda dengan negara Jepang. Jepang merupakan negara sekuler, yang dimana pemerintah di sana tidak ik...